Kerajinan Unik Terbuat dari Bonggol Bambu

Indosiar.com, Solo - Bonggol bambu ternyata dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang kerajinan yang unik, seperti berbagai miniatur hewan berupa bebek, landak dan keong. Barang kerajinan ini tidak saja dipasarkan didalam negeri tetapi juga di ekspor ke mancanegara.

Kerajinan unik dari bonggol bambu ini bisa ditemukan disepanjang pinggir jalan raya di Klaten, Yogyakarta tepatnya di Dusun Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Ditangan para pengrajin bonggol bambu ini bisa diubah menjadi aneka kerajinan miniatur bebek, landak, keong, babi hutan dan topeng.

Tidak hanya tingkat lokal kerajinan ini merambah pasar ekspor hingga ke Italia, Perancis dan Amerika. Bonggol bambu adalah bagian pangkal bambu jenis ori berikut akarnya. Bentuk bonggol yang unik yakni melengkung ke bagian bawah justru digemari pengrajin karena mudah untuk dibentuk.

Kerajinan topeng ini misalnya, para pengrajin biasanya tinggal menata dengan cara mengikuti lengkungan. Meski demikian para pengrajin mengaku menatah bambu lebih sulit, dibandingkan menatah kayu karena serat bambu tidak sepadat serat kayu.

Selain dibuat topeng, bonggol bambu ini juga banyak dibentuk menjadi miniatur bebek. Bagian bonggol biasanya untuk tubuh hingga leher sedangkan bagian kaki dan paru dibuat dari kayu. Harga kerajinan ini cukup terjangkau, jika tanpa warna atau motif, harganya berkisar 25 ribu rupiah hingga 35 ribu rupiah per unit.

Namun jika konsumen menginginkan motif atau warna harganya antara 50 ribu rupiah hingga 100 ribu rupiah tergantung ukurannya. (Ganuk Nugroho Adi/Dv/Ijs)

sumber : indosiar.com

Kerajinan topeng masih merasakan imbas bom Bali dan krisis keuangan global

Industri kerajinan topeng di Bali mengalami masa surut. Seorang perajin yang dulu bisa mendapat order 5.000 topeng tiap bulan, kini hanya mendapat pesanan 300 topeng. Bahkan, ada satu desa yang penduduknya sekarang beralih ke usaha pembuatan patung. Mereka pesimistis pada prospek usaha ini.

Masa kejayaan industri kerajinan topeng di Bali di bawah tahun 2000 masih saja sebatas kenangan. Sejak terpuruk akibat tragedi bom bali tahun 2002 dan 2004, hingga kini industri kerajinan topeng tersebut belum juga pulih. Pasarnya semakin buruk akibat krisis ekonomi global yang terjadi 2008.

Angga yang bersama kakaknya mengelola Wayan Artshop sejak tahun 1990, merasakan dampak penurunan pesanan. Dulu, toko yang khusus menjual topeng bali secara grosir ini mampu mendapatkan lima pesanan dengan jumlah 1.000 topeng per pesanan saban bulannya. “Sekarang dapat tiga pesanan masing-masing 100 topeng sudah bagus," ujar Angga.

Krisis ekonomi global membuat konsumen utama Angga, yakni orang asing yang menjual kembali topeng-topeng tersebut ragu memborong topeng dalam jumlah banyak. Mereka takut topeng tersebut tidak habis terjual. "Sementara pembeli lokal kurang berminat dengan topeng," ujarnya.

Produksi utama Angga adalah topeng afrika dan topeng bali. Harga topeng afrika Rp 20.000-Rp 200.000, tergantung ukuran. Adapun harga topeng bali seperti barong, raksasa, dan hanoman mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per unit. Contoh, harga topeng raksasa Rp 100.00 sampai
Rp 200.000 per topeng.

Sebagai bahan baku topeng, Angga menggunakan kayu blalu. Selain murah, kayu ini tersedia dalam jumlah banyak di Bali. Kadar airnya juga rendah, yakni di bawah 0,02 mililiter. "Jika lebih, topeng akan mudah berjamur," ujar Angga.

Saat ini, dengan nilai tiap pesanan mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta, tiap bulan Angga bisa meraih omzet Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. "Cuma, saya pesimistis dengan prospek kerajinan topeng bali," ujarnya.

Penurunan pesanan topeng juga dirasakan Happy Dwi Saputra. Meski turunnya tak dratis, ia bisa merasakan dampak penurunan pesanan.

Ia bercerita, lima tahun lalu, penduduk desa di Desa Mas, Ubud banyak yang menjadi perajin topeng. ini mereka beralih menjadi pemahat patung.

Memproduksi topeng dalam dua varian yakni untuk pajangan dan topeng koleksi, Happy tak bisa sembarangan mengerjakan pesanan, apalagi jika sang pemesan adalah kolektor.

Ia bahkan harus menjalani puasa agar dapat mendalami karakter dari topeng pesanan tersebut. Semakin seram dan rumit ukirannya, semakin mahal harganya. “Bisa sampai Rp 2 juta untuk satu buah topeng” ujarnya. Harganya memang tinggi, karena proses pembuatannya yang memakan waktu hingga tiga bulan. Adapun topeng untuk pajangan, harganya lebih terjangkau yaitu Rp 100.000 sampai Rp 500.000. "Cuma, pesanan sekarang turun," ujarnya.
sumber: peluangusaha.kontan.co.id

KERAJINAN SOUVENIR JOGJA

Berburu Souvenir Pernikahan di Yogyakarta

Dimanakah tempat membeli souvenir pernikahan yang berkualitas dengan harga murah? Jawabannya di Pasar Bringharjo Yogyakarta. Di Pasar tradisional ini, anda dapat menemukan pusat souvenir pernikahan dengan biaya terjangkau. Anda juga bisa pergi ke daerah Bantul khususnya di Kasongan, di sana banyak pengrajin sekaligus penjual cinderamata unik, mulai dari keramik, kayu, batik, dan sebagainya. Harganya sangat kompetitif karena di sanalah pusat souvernir pernikahan serta pengrajin tradisional. Hebatnya, beberapa pengrajin telah berhasil dalam bisnisnya dan juga secara rutin mengirim souvenir ke daerah-daerah bahkan ke mancanegara. Bahkan omset atau pendapatan para pengrajin dapat mencapai ratusan juta hingga miliar setiap bulannya, sungguh bisnis yang luar biasa!

Tulisan tidak akan membahas perkembangan bisnis para pengrajin, melainkan membahas tentang souvenir pernikahan. Souvenir pernikahan yang berkualitas yaitu souvenir yang unik dan menarik. Kemasan souvenir yang berkualitas ini juga harus diperhatikan karena berhubungan dengan sebuah hadiah yang diharapkan dapat mencerminkan formalitas pernikahan serta kepribadian anda sebagai pasangan.

Jika anda ingin membeli souvenir pernikahan, kami menyarankan anda untuk membelinya di Pasar Bringharjo, daripada  di tempat lain di Jogja. Dari Malioboro berjalanlah terus ke selatan dan anda cukup masuk ke dalam Pasar Bringharjo. Anda juga dapat berbelanja di Maliboro tetapi perlu untuk dicatat, anda harus menawar souvenir lebih dari setengah harga yang ditawarkan, 80% jika perlu. Sebab suatu hari, seorang teman membeli souvenir di Malioboro dengan harga yang ditawarkan Rp. 16.000 lalu dia menawarnya menjadi Rp. 8000 dan pedagang itu membolehkannya. Teman itu terkejut, padahal kenyataannya harga sebenarnya hanyalah Rp. 4.000 yang dijual oleh pedagang di dalam Pasar Bringharjo.

Jadi, jika anda ingin membeli souvenir di Malioboro, kami sarankan anda untuk melakukan tawar-menawar secara cermat. Apabila anda ingin membeli souvenir dalam jumlah skala besar saat di perjalanan, akan lebih baik bagi anda pergi ke arah selatan dari persimpangan Bantul sekitar 20-30 km, yakni daerah yang bernama Kasongan. Desa ini merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi (orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur juga barang hias). Oleh karena itu, tempat ini telah dikenal oleh mayoritas orang sebagai pusat souvenir di Yogyakarta. Produk jualannya sangat kompetitif dan harganya pun cocok untuk anda baik yang berpenghasilan rendah maupun tinggi. Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginan seperti burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya. Tips bagi anda yang akan berbelanja cinderamata atau kerajinan tangan adalah berlaku bijaksana ketika anda sudah menemukan souvenir yang diinginkan. Beli apa yang perlu anda miliki dan jangan serakah atau boros.

sumber: http://newyorkyakarta.net/berburu-souvenir-pernikahan-di-yogyakarta/

KERAJINAN SOUVENIR JOGJA