40 Mahasiswa Asing Belajar Membatik Topeng Kayu

TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sebanyak 40 mahasiswa dari 18 negara asing mengikuti home stay dengan tajuk "Culture Camp 2012" di Gunung Api Purba Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul.

Mahasiswa tersebut akan menginap dan tinggal di rumah penduduk setempat selama tiga hari dua malam, dimulai sejak Kamis (15/11/2012). Mereka akan mengenal budaya dan tradisi masyarakat sekitar.

Hari pertama kegiatan diisi dengan membatik topeng kayu dan membuat gerabah. Peserta tampak sangat antusias saat melakukan kegiatan membatik topeng kayu, mereka berusaha melukiskan canting-canting yang berisi malam ke permukaan topeng kayu.

Sebelumnya, mereka mendapatkan pengarahan dari tutor topeng kayu batik yang berasal dari Dusun Bobung, Desa Putat, Kecamatan Patuk. Kemudian, peserta membuat pola-pola gambar tertentu di topeng kayu mereka di pendopo Gunung Api Purba Nglanggeran.

Salah seorang peserta "Culture Camp 2012", Ciprain warga asal Negara Romania di Benua Eropa, sangat menikmati proses membatik topeng kayu. Meski tak mudah, ia salut dengan proses membatik, karna menurutnya membutuhkan ketenangan dan kesabaran.

“Bagian paling susah adalah harus mengikuti lines (garis) dan tidak boleh sembarangan,” katanya kepada Tribun Jogja, sambil terus menggoreskan canting dengan serius.

Ciprain mengaku tidak mengerti pola membatik yang sudah dibuat dengan menggunakan pensil. Namun, menurutnya kegiatan ini sungguh menyenangkan lantaran bisa mengerti kebudayaan Jawa dan juga belajar berbahasa Indonesia. “Ya, saya sangat enjoy,” imbuhnya.

sumber : tribunnews.com

Kerajinan Unik Terbuat dari Bonggol Bambu

Indosiar.com, Solo - Bonggol bambu ternyata dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi barang kerajinan yang unik, seperti berbagai miniatur hewan berupa bebek, landak dan keong. Barang kerajinan ini tidak saja dipasarkan didalam negeri tetapi juga di ekspor ke mancanegara.

Kerajinan unik dari bonggol bambu ini bisa ditemukan disepanjang pinggir jalan raya di Klaten, Yogyakarta tepatnya di Dusun Jambu Kulon, Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Ditangan para pengrajin bonggol bambu ini bisa diubah menjadi aneka kerajinan miniatur bebek, landak, keong, babi hutan dan topeng.

Tidak hanya tingkat lokal kerajinan ini merambah pasar ekspor hingga ke Italia, Perancis dan Amerika. Bonggol bambu adalah bagian pangkal bambu jenis ori berikut akarnya. Bentuk bonggol yang unik yakni melengkung ke bagian bawah justru digemari pengrajin karena mudah untuk dibentuk.

Kerajinan topeng ini misalnya, para pengrajin biasanya tinggal menata dengan cara mengikuti lengkungan. Meski demikian para pengrajin mengaku menatah bambu lebih sulit, dibandingkan menatah kayu karena serat bambu tidak sepadat serat kayu.

Selain dibuat topeng, bonggol bambu ini juga banyak dibentuk menjadi miniatur bebek. Bagian bonggol biasanya untuk tubuh hingga leher sedangkan bagian kaki dan paru dibuat dari kayu. Harga kerajinan ini cukup terjangkau, jika tanpa warna atau motif, harganya berkisar 25 ribu rupiah hingga 35 ribu rupiah per unit.

Namun jika konsumen menginginkan motif atau warna harganya antara 50 ribu rupiah hingga 100 ribu rupiah tergantung ukurannya. (Ganuk Nugroho Adi/Dv/Ijs)

sumber : indosiar.com

Kerajinan topeng masih merasakan imbas bom Bali dan krisis keuangan global

Industri kerajinan topeng di Bali mengalami masa surut. Seorang perajin yang dulu bisa mendapat order 5.000 topeng tiap bulan, kini hanya mendapat pesanan 300 topeng. Bahkan, ada satu desa yang penduduknya sekarang beralih ke usaha pembuatan patung. Mereka pesimistis pada prospek usaha ini.

Masa kejayaan industri kerajinan topeng di Bali di bawah tahun 2000 masih saja sebatas kenangan. Sejak terpuruk akibat tragedi bom bali tahun 2002 dan 2004, hingga kini industri kerajinan topeng tersebut belum juga pulih. Pasarnya semakin buruk akibat krisis ekonomi global yang terjadi 2008.

Angga yang bersama kakaknya mengelola Wayan Artshop sejak tahun 1990, merasakan dampak penurunan pesanan. Dulu, toko yang khusus menjual topeng bali secara grosir ini mampu mendapatkan lima pesanan dengan jumlah 1.000 topeng per pesanan saban bulannya. “Sekarang dapat tiga pesanan masing-masing 100 topeng sudah bagus," ujar Angga.

Krisis ekonomi global membuat konsumen utama Angga, yakni orang asing yang menjual kembali topeng-topeng tersebut ragu memborong topeng dalam jumlah banyak. Mereka takut topeng tersebut tidak habis terjual. "Sementara pembeli lokal kurang berminat dengan topeng," ujarnya.

Produksi utama Angga adalah topeng afrika dan topeng bali. Harga topeng afrika Rp 20.000-Rp 200.000, tergantung ukuran. Adapun harga topeng bali seperti barong, raksasa, dan hanoman mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah per unit. Contoh, harga topeng raksasa Rp 100.00 sampai
Rp 200.000 per topeng.

Sebagai bahan baku topeng, Angga menggunakan kayu blalu. Selain murah, kayu ini tersedia dalam jumlah banyak di Bali. Kadar airnya juga rendah, yakni di bawah 0,02 mililiter. "Jika lebih, topeng akan mudah berjamur," ujar Angga.

Saat ini, dengan nilai tiap pesanan mencapai Rp 20 juta hingga Rp 30 juta, tiap bulan Angga bisa meraih omzet Rp 50 juta hingga Rp 100 juta. "Cuma, saya pesimistis dengan prospek kerajinan topeng bali," ujarnya.

Penurunan pesanan topeng juga dirasakan Happy Dwi Saputra. Meski turunnya tak dratis, ia bisa merasakan dampak penurunan pesanan.

Ia bercerita, lima tahun lalu, penduduk desa di Desa Mas, Ubud banyak yang menjadi perajin topeng. ini mereka beralih menjadi pemahat patung.

Memproduksi topeng dalam dua varian yakni untuk pajangan dan topeng koleksi, Happy tak bisa sembarangan mengerjakan pesanan, apalagi jika sang pemesan adalah kolektor.

Ia bahkan harus menjalani puasa agar dapat mendalami karakter dari topeng pesanan tersebut. Semakin seram dan rumit ukirannya, semakin mahal harganya. “Bisa sampai Rp 2 juta untuk satu buah topeng” ujarnya. Harganya memang tinggi, karena proses pembuatannya yang memakan waktu hingga tiga bulan. Adapun topeng untuk pajangan, harganya lebih terjangkau yaitu Rp 100.000 sampai Rp 500.000. "Cuma, pesanan sekarang turun," ujarnya.
sumber: peluangusaha.kontan.co.id

KERAJINAN SOUVENIR JOGJA

Berburu Souvenir Pernikahan di Yogyakarta

Dimanakah tempat membeli souvenir pernikahan yang berkualitas dengan harga murah? Jawabannya di Pasar Bringharjo Yogyakarta. Di Pasar tradisional ini, anda dapat menemukan pusat souvenir pernikahan dengan biaya terjangkau. Anda juga bisa pergi ke daerah Bantul khususnya di Kasongan, di sana banyak pengrajin sekaligus penjual cinderamata unik, mulai dari keramik, kayu, batik, dan sebagainya. Harganya sangat kompetitif karena di sanalah pusat souvernir pernikahan serta pengrajin tradisional. Hebatnya, beberapa pengrajin telah berhasil dalam bisnisnya dan juga secara rutin mengirim souvenir ke daerah-daerah bahkan ke mancanegara. Bahkan omset atau pendapatan para pengrajin dapat mencapai ratusan juta hingga miliar setiap bulannya, sungguh bisnis yang luar biasa!

Tulisan tidak akan membahas perkembangan bisnis para pengrajin, melainkan membahas tentang souvenir pernikahan. Souvenir pernikahan yang berkualitas yaitu souvenir yang unik dan menarik. Kemasan souvenir yang berkualitas ini juga harus diperhatikan karena berhubungan dengan sebuah hadiah yang diharapkan dapat mencerminkan formalitas pernikahan serta kepribadian anda sebagai pasangan.

Jika anda ingin membeli souvenir pernikahan, kami menyarankan anda untuk membelinya di Pasar Bringharjo, daripada  di tempat lain di Jogja. Dari Malioboro berjalanlah terus ke selatan dan anda cukup masuk ke dalam Pasar Bringharjo. Anda juga dapat berbelanja di Maliboro tetapi perlu untuk dicatat, anda harus menawar souvenir lebih dari setengah harga yang ditawarkan, 80% jika perlu. Sebab suatu hari, seorang teman membeli souvenir di Malioboro dengan harga yang ditawarkan Rp. 16.000 lalu dia menawarnya menjadi Rp. 8000 dan pedagang itu membolehkannya. Teman itu terkejut, padahal kenyataannya harga sebenarnya hanyalah Rp. 4.000 yang dijual oleh pedagang di dalam Pasar Bringharjo.

Jadi, jika anda ingin membeli souvenir di Malioboro, kami sarankan anda untuk melakukan tawar-menawar secara cermat. Apabila anda ingin membeli souvenir dalam jumlah skala besar saat di perjalanan, akan lebih baik bagi anda pergi ke arah selatan dari persimpangan Bantul sekitar 20-30 km, yakni daerah yang bernama Kasongan. Desa ini merupakan wilayah pemukiman para kundi, yang berarti buyung atau gundi (orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali dan lainnya yang tergolong barang dapur juga barang hias). Oleh karena itu, tempat ini telah dikenal oleh mayoritas orang sebagai pusat souvenir di Yogyakarta. Produk jualannya sangat kompetitif dan harganya pun cocok untuk anda baik yang berpenghasilan rendah maupun tinggi. Bahkan wisatawan dapat memesan jenis motif menurut keinginan seperti burung merak, naga, bunga mawar dan banyak lainnya. Tips bagi anda yang akan berbelanja cinderamata atau kerajinan tangan adalah berlaku bijaksana ketika anda sudah menemukan souvenir yang diinginkan. Beli apa yang perlu anda miliki dan jangan serakah atau boros.

sumber: http://newyorkyakarta.net/berburu-souvenir-pernikahan-di-yogyakarta/

KERAJINAN SOUVENIR JOGJA

Topeng Ireng

Topeng Ireng adalah satu bentuk tradisi seni pertujukan yang berasimilasi dengan budaya lokal Jawa Tengah. Topeng Ireng yang juga dikenal sebagai kesenian Dayakan ini adalah bentuk tarian rakyat kreasi baru yang merupakan hasil metamorfosis dari kesenian Kubro Siswo.

Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, kesenian Topeng Ireng mulai berkembang di tengah masyarakat lereng Merapi Merbabu sejak zaman penjajahan Belanda dan dilanjutkan perkembangannya tahun 1960-an.Pada saat jaman Pemerintahan Belanda, pemerintah jajahan pada masa lalu melarang masyarakat berlatih silat sehingga warga mengembangkan berbagai gerakan silat itu menjadi tarian rakyat. Tarian itu diiringi dengan musik gamelan dan tembang Jawa yang intinya menyangkut berbagai nasihat tentang kebaikan hidup dan penyebaran agama Islam. Setelah itu perkembangan Seni Pertunjukan Topeng Ireng berkembang apabila umat Islam membangun masjid atau mushola, sebelum mustaka (kubah) dipasang maka mustaka tersebut akan diarak keliling desa. Kirab tersebut akan diikuti seluruh masyarakat disekitar masjid dengan tarian yang diiringi rebana dan syair puji-pujian. Dalam perjalanannya kesenian tersebut berkembang menjadi kesenian Topeng Ireng.

Etimologi

Nama Topeng Ireng sendiri berasal dari kata Toto Lempeng Irama Kenceng. Toto artinya menata, lempeng berarti lurus, irama berarti nada, dan kenceng berarti keras. Oleh karena itu, dalam pertunjukan Topeng Ireng para penarinya berbaris lurus dan diiringi musik berirama keras dan penuh semangat. Tarian ini sebagai wujud pertunjukan seni tradisional yang memadukan syiar agama Islam dan ilmu beladiri atau pencaksilat. Tak heran, Topeng Ireng selalu diiringi dengan musik yang rancak dan lagu dengan syair Islami.

Selain sebagai syiar agama Islam, pertunjukan Topeng Ireng juga menggambarkan tentang kehidupan masyarakat pedesaan yang tinggal di lereng Merapi Merbabu. Dari gerakannya yang tegas menggambarkan kekuatan fisik yang dimiliki oleh masyarakat desa saat bertarung maupun bersahabat dengan alam guna mempertahankan hidupnya.

Sebelum dikenal dengan nama Topeng Ireng, seni pertunjukan ini dikenal dengan nama kesenian Dayakan. Hal ini bukan tanpa alasan, nama Dayakan ini didasarkan pada kostum yang digunakan oleh para penari. Busana bagian bawah yang digunakan oleh para penari menyerupai pakaian adat suku Dayak. Sekitar tahun 1995, kata Dayakan dinilai mengandung unsur SARA, kemudian kesenian ini diubah menjadi kesenian Topeng Ireng. Namun, sejak tahun 2005 nama Dayakan dipopulerkan lagi sehingga menjadikan kesenian ini dikenal dengan dua nama, Topeng Ireng dan Dayakan.

Daya tarik

Daya tarik utama yang dimiliki oleh kesenian Topeng Ireng tentu saja terletak pada kostum para penarinya. Hiasan bulu warna-warni serupa mahkota kepala suku Indian menghiasi kepala setiap penari. Senada dengan mahkota bulunya, riasan wajah para penari dan pakaian para penari juga seperti suku Indian. Berumbai-rumbai dan penuh dengan warna-warna ceria. Sedangkan kostum bagian bawah seperti pakaian suku Dayak, rok berumbai-rumbai. Untuk alas kaki biasanya mengenakan sepatu gladiator atau sepatu boot dengan gelang kelintingan yang hampir 200 buah setiap pemainnya dan menimbulkan suara riuh gemerincing di tiap gerakannya.

Setiap pertunjukan Topeng Ireng akan riuh rendah diiringi berbagai bunyi-bunyian dan suara. Mulai dari suara hentakan kaki yang menimbulkan bunyi gemerincing berkepanjangan, suara teriakan para penari, suara musik yang mengiringi, hingga suara penyanyi dan para penonton. Musik yang biasa digunakan untuk mengiringi pertunjukan Topeng Ireng adalah alat musik sederhana seperti gamelan, kendang, terbang, bende, seruling, dan rebana. Alunan musik ritmis yang tercipta akan menyatu dengan gerak dan teriakan para penari sehingga pertunjukan Topeng Ireng terlihat atraktif, penuh dengan kedinamisan dan religiusitas. Biasanya penarinya terdiri dari 10 orang atau lebih dan membentuk formasi persegi atau melingkar dengan gerak tari tubuh yang tidak terlalu kompleks. Para penari juga terlihat sangat ekspresif dalam membawakan tariannya.

Tarian Topeng Ireng sebenarnya mudah untuk dipelajari karena gerakannya yang sederhana. Tidak ada gerak tubuh yang rumit, karena yang menjadi poin utama dari tarian ini adalah kekompakan. Semakin banyak penari yang turut serta, maka semakin indah kolaborasi yang tercipta. Berhubung Topeng Ireng diciptakan sebagai kolaborasi antara syiar agama Islam dan ilmu pencak silat, tarian para penarinya juga berasal dari gerakan-gerakan pencak silat yang telah dimodifikasi sedemikian rupa.

Satu lagi yang menjadi keistimewaan tarian Topeng Ireng dibandingkan kesenian rakyat lainnya adalah gerakannya yang tidak monoton. Dari waktu ke waktu inovasi baru selalu dilakukan dalam tiap pertunjukan Topeng Ireng. Pengembangan unsur-unsur artistik dan koreografi dilakukan supaya penontonnya tidak mengalami kebosanan sekaligus untuk menarik minat kaum muda agar mau bergabung menjadi anggota kelompok Topeng Ireng.

Pertunjukan Topeng Ireng sendiri terbagi menjadi dua jenis tarian. Yang pertama adalah Rodat yang berarti dua kalimat syahadat. Tarian ini ditampilan dengan gerakan pencak silat sederhana serta diiringi lagu-lagu syiar Islami. Jenis tarian lainnya adalah Monolan yang melibatkan penari dengan kostum hewan. Tarian ini melibatkan unsur mistik serta gerak pencak silat tingkat tinggi. Durasi pertunjukan Topeng Ireng sangat fleksibel, tidak ada peraturan khusus mengenai lamanya tarian. Penampilan para penari bisa dibuat 15 menit, 10 menit, bahkan 5 menit saja.

Daerah pertunjukan

Sebagai seni pertunjukan rakyat, pertunjukan Topeng Ireng biasanya dilaksanakan ketika sedang ada acara tertentu semisal upacara bersih desa, kirab budaya, festival rakyat, maupun acara-acara seni tradisi dan budaya lainnya. Tempat dilangsungkannya pertunjukan ini tidak menentu. Namun, daerah yang paling banyak menampilkan pertunjukan Topeng Ireng adalah desa-desa yang terletak di lereng Merapi Merbabu, Jawa Tengah; dan hingga saat ini kesenian Dayakan ini telah berkembang di Kebumen, Jawa Tengah.
sumber : wikipedia

Pengrajin Topeng Kayu Batik

Kerajinan topeng kayu motif batik khas Jogja dengan ukiran bunga. Motif ukiran bunga menggambarkan topeng berkarakter perempuan. Tersedia berbagai macam ukuran dan motif baik untuk jenis produk ini. Pewarnaan batik ini prosesnya sama dengan teknik membatik pada media kain. Selain motif batik, kami juga menyediakan pilihan warna lain seperti polos, finishing antik, dll. Desain dan motif topeng dapat disesuaikan dengan permintaan.
Pengrajin Topeng Kayu Batik

Kerajinan Gantungan Kunci Wayang

Kerajinan gantungan kunci model wayang. Finishing dengan melamin lack (teknik air brush). Produk ini sangat cocok untuk cindera mata/souvenir pernikahan, ulang tahun. Anda dapat memesan motif logam sesuai dengan kebutuhan dan selera, dengan jumlah minimum order tertentu.